Jalan jalan Nostalgia di Kota Palembang

Kota Palembang , tempat kelahiran si Ayah menjadi salah satu tujuan liburan kami selama mudik ke Indonesia tahun ini. Gara gara si Ayah kepingin nostalgia masa muda dulu plus wisata kuliner menikmati jajanan kota Palembang sambil bawa krucils. Dengan harapan, krucils jadi lebih doyan makan masakan Palembang juga supaya mereka mengenal kota kelahiran Ayahnya. Walaupun akhirannya yang paling banyak menikmati wisata kuliner ini ya Ayah dan Bundanya  😆  😆  Tapi krucils happy lah karena diajak jalan jalan lihat mesjid , main sepeda air dan lihat kerlap kerlip lampu di jembatan Ampera!!

  1. Makan Pempek Panggang di  Warung Pempek Saga.

Pempek Panggang adalah salah satu makanan yang di kangenin si Ayah. Sebenarnya Eyang Ibu ( Ibunya si Ayah ) juga jualan Pempek , tapi tidak pempek panggang , karena memang agak lebih rumit dan jarang yang suka. Di Palembang pun gak semua warung pempek menyediakan pempek panggang , salah satu warung pempek yang cukup terkenal menyediakan pempek panggang adalah warung Pempek Saga. Tapi walaupun terkenal dengan pempek panggangnya, jenis pempek yang lain juga tak kalah enaknya di warung pempek yang satu ini seperti lenggang , pempek bulet , pempek kriting dan pempek kapal selamnya baik yang goreng ataupun rebus.

2. Take away  Martabak Har yang legendaris

Nah martabak yang satu ini memang legendaris. Cabangnya juga banyak di Palembang . Di jalan jendral sudirman saja terdapat 3 cabang di satu sisi jalan. Tapi konon katanya yang asli itu adalah yang terletak persis di depan mesjid Agung. Pas banget di tempat kami beli buat bawa pulang. Padahal kami waktu itu gak tahu , cuma mampir di tempat yang paling dekat dari Mesjid Agung. Eh dasar rejeki ternyata dapat tempat yang Aslinya!!

3.  Icip icip kue kue tradisional khas Palembang dan Makan Ragit

Tempat paling banyak yang menjual kue tradisional khas Palembang adalah Pasar Cinde. Kue kuenya seperti kue 8 jam , kue sarikaya , kue lumpang, dadar jiwo, dll

Kami waktu itu makan di salah satu kedai kue di dekat pasar Cinde. Sekalian saya pesan ragit. Ragit itu adalah masakan mirip mirip kue jala dengan kuah kari dari Melayu. Nama kedainya Saya gak sebut  karena tempatnya ternyata jauh dari review di Internet…. interior tempatnya memang bagus , A sempat foto foto di beberapa spot . Tapiiiii panas, gak ada AC dan langit langitnya pendek dan  makanannya gak terlalu enak menurut saya.  … waktu nanya supir taksi pun mereka gak tahu..

A lagi mau di foto sebelum mulai kepanasan
Ragit yang rasanya mirip kue jala khas Riau/ Melayu

.

4. Mie Celor

Mie khas palembang ini kuahnya terbuat dari kaldu udang kental yang gurih. Yang lumayan terkenal adalah Mie Celor Ilir 26. Di hotel kami juga menyediakan mie celor dan beberapa makanan khas palembang di menu sarapannya. Sayang anak 2 ini  gak begitu suka doyannya cuma makan Pempek.Kecuali Pempek bolak balik makannya roti sama nasi goreng lagi ??.

5. Minum Es Kacang di  Pempek Vico

Nah si Es Kacang disini memang favorite nya Ayah. Saya ingat jaman dulu Eyang Ibu suka beli terus dimasukin di Freezer , buat diminum sewaktu waktu. Pempek Vico ini aslinya dari Plaju tempat tinggal si Ayah dan keluarganya dulu. Selain es kacang  , rasa pempeknya juga  lebih enak dibandingkan gerai Pempek lain di sekitarannya.  Yang pasti sih kita gak cuma minum es Kacang disini tapi juga makan pempeknya!!

6. Mengunjungi Mesjid Agung dan Mesjid Cheng ho

Disamping sibuk icip icip kuliner Palembang , kami juga pergi ke beberapa tujuan wisata dan budaya. Tak lupa kami mengunjungi Mesjid mesjid terkenal disana.

Mesjid Agung adalah mesjid terbesar di Palembang , letaknya gak jauh dari Pempek Saga dan kantor walikota. Kami waktu itu jalan kaki dari Pempek saga ke Mesjid Agung. Pas sampai di depan Mesjid pas lagi banyak rame rame seperti orang demo. Ternyata sedang ada penggalangan dana untuk Afganistan. Pantesan banyak yang keliling keliling bawa kotak box untuk sumbangan..

Sedangkan Mesjid Cheng ho merupakan mesjid yang bernuansa chinese  yang terletak di Jakabaring Palembang, sekitar 20 menitan dari pusat kota. Warna warni mesjid di dominasi dengan warna merah dan Pink. Baru sekali ini saya lihat mesjid dengan warna cerah seperti ini. Cantik  dan bersih!!

7. Menikmati view Jembatan ampera dari depan Benteng Kuto Besak.

Ada 2 classic resto yang bisa dikunjungi kalau ingin menikmati jembatan ampera sambil makan dan duduk duduk di pinggir sungai, River Side dan Kampung Kapitan. Kedua resto ini menyajikan makanan khas Indonesia , lokal dan internasional dengan harga lumayan premium. Pilihan lain dengan harga yang lebih terjangkau adalah gerai KFC dan Jco atau di warung apung di  depan Benteng Kuto Besak(BKB).  Kalau tidak mau sambil makan pun kita bisa  duduk duduk saja di pelataran di depan BKB. Disini banyak pedagang keliling yang menjajakan makanan , minuman , balon juga mainan anak anak.  Menurut si Ayah suasananya sekarang sudah jauh lebih aman dan nyaman dibandingkan jaman beliau muda. BKB sendiri merupakan benteng yang memagari Kuto Besak atau keraton tempat pusat kesultanan palembang di Abad ke 18. Saat ini BKB ditempati oleh Komando Daerah Militer Sriwijaya.

8. Main sepeda Air di Punti kayu

Punti kayu merupakan Hutan wisata yang terletak sekitar 15 – 20 menit dari Palembang Kota. Tempatnya cukup sejuk untuk jalan jalan dan duduk duduk. Ada beberapa wahana permainan termasuk Sepeda air disini. Sayangnya wahananya kurang terawat dan tidak terlalu bersih. Kolam tempat wahana sepeda air pun warnanya coklat keruh…Waktu kami kesana hanya wahana sepeda air dan mini zoo yang buka.  Buat Y  yang paling seru adalah karena banyak monyet bergelantungan di pohon pohon , termasuk beberapa sedang cari kutu !!

Oh ya selama di Palembang kami menggunakan taksi online untuk transportasi dari satu tempat ke tempat Lainnya. Praktis dan murah dibandingkan harus menyewa mobil atau naik taksi. Sekali sekalinya naik taksi cuma dari bandara ke Hotel dengan harga dua kali lipat dari taksi online dan mobil yang sudah tua dan AC yang panas…  Untuk Hotel kami menginap di hotel Arya Duta yang terletak Persis di depan Palembang Square dengan rate diskon dari Adek Ipar hehe. Lumayan kalau bosan tinggal mlipir ke Palembang Square. Tapi 3 hari di Palembang ada satu malam yang saya lagi kepingin banget makan nasi Padang  ( lah udah 4 minggu di Indonesia belum sempat makan nasi padang coba) tapi kok sudah hampir jam 10 malam. Pesan online ditolak sampai 3 kali karena pada tutup. Eh ternyata ada satu yang masih buka, si Palapa Indah, resto Padang local di Palembang. Walaupun si gulai otak gak ada tapi lumayan bisa makan ayam panggang kesayangan!!!