Mengejar Aurora di Abisko – Sweden

Karena tahun lalu gagal melihat Aurora di Islandia, si kakak meminta liburan akhir tahun 2019 ini untuk mencari Aurora di utara Eropa lagi. Sebenarnya, saya sudah tidak begitu antusias karena cuacanya yang dingin. Namun, karena sepertinya si kakak sangat berkeinginan, akhirnya saya memutuskan untuk mencari lokasi pencarian Aurora di sekitar Skandinavia. Setelah beberapa hari mencari, saya memilih dua tempat sebagai opsi:

Tromsø atau Lofoten, Norwegia
Saya mempertimbangkan tempat ini karena kami belum pernah ke Norwegia, jadi sekaligus bisa menjelajahi Oslo dan kemudian menuju utara. Namun, berdasarkan ulasan, daerah ini sering berawan pada bulan Desember, sehingga kemungkinan untuk melihat Aurora menjadi kecil.

Abisko, Swedia
Berdasarkan ulasan, peluang untuk melihat Aurora di sini lebih besar karena langitnya jarang berawan dan awan cepat hilang jika ada. Letaknya juga tidak jauh dari perbatasan Norwegia. Setelah mencari informasi tentang koneksi penerbangan, kita bisa terbang dari Oslo ke Narvik dan menyewa mobil menuju Abisko dalam waktu sekitar 1 jam. Ini terasa cukup masuk akal.

Setelah mempertimbangkan, akhirnya saya memilih Abisko. Rute perjalanan kami adalah Oslo – Abisko – Lofoten – Oslo. Kami tetap harus mampir ke Oslo karena belum pernah dikunjungi.

Menyewa Mobil di Narvik
Kami berangkat pada 24 Desember ke Oslo dan menginap di sana selama 2 malam sebelum terbang ke Narvik pada 26 Desember. Di Narvik, kami menyewa mobil melalui Europecar. Prosesnya mudah dan cepat. Kami bahkan mendapatkan upgrade mobil yang lebih besar dan otomatis, bukan manual. Car seat untuk anak-anak juga diberikan gratis. Awalnya saya berniat memesan car seat secara online, tetapi sistemnya error, jadi saya menelepon pada 25 Desember dan meminta car seat. Ternyata, kami mendapatkannya secara gratis— Alhamdulillah, rejeki!

Kami tiba di bandara Narvik sekitar pukul 6:30 malam dan tentu saja sudah gelap. Setelah mengurus mobil, kami langsung menuju penginapan di Riksgransen, sekitar 30 menit dari Danau Abisko.

Menginap di Apartemen di Riksgransen, Swedia
Perjalanan dari Bandara Narvik ke Riksgransen memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit. Kami tiba di penginapan sekitar pukul 8:00 malam. Si kecil sudah tertidur di mobil karena kelelahan. Sampai di penginapan, kami mempertimbangkan apakah langsung mencari Aurora atau menurunkan barang terlebih dahulu. Si Ayah bertanya tentang prediksi Aurora. Jika aurora diperkirakan ada malam itu, lebih baik kami langsung mencarinya daripada bolak-balik. Jadi, saya turun sebentar untuk mengambil kunci kamar, dan kami langsung menuju Danau Abisko untuk berburu Aurora.

Melihat Aurora di Suhu -16 Derajat
Perjalanan dari penginapan menuju Abisko ternyata sangat gelap, dan mobil sangat jarang lewat. Namun, langitnya terang. Saya sangat berharap kami bisa melihat Aurora malam itu, sehingga kami tidak perlu keluar lagi pada malam-malam berikutnya.

Masalah bagi kami yang memiliki anak kecil adalah harus membangunkan mereka di malam hari untuk mencari Aurora. Di Islandia, kami pernah mengalami kejadian di mana si adek dibopong untuk mencari Aurora sementara si kakak tidak mau ikut karena mengantuk. Bayangkan jika kami harus keluar jam 10 malam!

Di sepanjang jalan menuju Abisko, ada beberapa tempat berhenti untuk mobil. Saya awalnya tidak berpikir untuk berhenti di sini, lebih baik berhenti di danau untuk berburu Aurora. Tiba-tiba, saya melihat garis-garis putih yang tampak seperti awan dengan warna hijau di langit utara. Saya langsung teriak kepada si Ayah, dan ia segera mencari tempat berhenti. Perlu diketahui, di sini tidak bisa sembarangan berhenti di tepi jalan karena berbahaya dan melanggar peraturan. Jadi, kami sabar mencari tempat parkir yang aman.

Setelah mendapatkan tempat parkir, kami keluar untuk melihat Aurora. Masya Allah, Aurora sangat cantik dan benar-benar bergerak, seperti tarian yang disebut Aurora berdansa! Namun, suhu di luar yang -16 derajat sangat ekstrem. Kaki rasanya sudah membeku berdiri di luar sambil menunggu si Ayah mengambil foto. Kami juga lupa membawa tripod, jadi sulit mendapatkan foto yang bagus karena si tukang foto menggigil saat memotret. Untungnya, si kakak berhasil mendapatkan foto yang cukup jelas, sementara saya tidak. Tidak apa-apa, yang penting si kakak senang. Sehingga tahun depan, kami bisa mencari tempat liburan yang tidak terlalu dingin!

Setelah puas berfoto, rasa lapar dan dingin membuat kami memutuskan untuk pulang ke apartemen. Supermarket dan restoran sudah tutup, tapi saya sudah menyiapkan Indomie rebus. Setibanya di apartemen, saya langsung memasak nasi, Indomie rebus, dan membuka kaleng gudeg. Alhamdulillah, nikmat dan kenyang.

Kami menginap selama 3 malam di Riksgransen. Sayangnya, dua malam berikutnya kami tidak seberuntung malam pertama. Meskipun kami menunggu dalam kegelapan di Danau Abisko, Aurora tidak muncul lagi. Sedih rasanya. Dari beberapa informasi yang saya baca, melihat Aurora memang bergantung pada keberuntungan. Untuk memastikan dapat melihatnya, harus sabar menunggu berjam-jam dalam kegelapan.

Untuk kami yang membawa anak kecil, menyewa mobil merupakan pilihan terbaik. Ini memungkinkan kami untuk lebih santai. Kami juga bisa memilih tur Aurora, namun harganya cukup mahal, sekitar 80-100 Euro per orang. Sedangkan menyewa mobil hanya sekitar 50-60 Euro per hari. Dengan membawa mobil sendiri, kami jelas lebih hemat.

Keuntungan mengikuti tur adalah adanya pemandu yang berpengalaman dalam mencari Aurora, sehingga mereka bisa membawa kita ke tempat-tempat dengan peluang besar untuk melihat Aurora. Tur ini biasanya berlangsung sekitar 4-8 jam. Memang, melihat Aurora memerlukan usaha keras dan keberuntungan. Beruntungnya, kami mendapat kesempatan melihat Aurora pada malam pertama saat dalam perjalanan, Alhamdulillah rejeki gak ke mana!