Sejuta Motor di Male

Setelah sempat deg deg an gak bisa ngejar pesawat ke Maldives dari KL (baca : Tragedi transit di KL on the way Maldives) akhirnya kami sampai juga di Male – Ibukota Maldives. Pesawat kami mendarat di Velana International Airport yang terletak di Hulhule Island , sekitar 20 menit naik Ferry ke Male. Supaya tidak repot karena pesawat kami sampai diatas jam 9 malam saya  mencari hotel dengan fasilitas free airport suttle di Male.  Dari Airport kami harus menyebrang dengan menggunakan ferry untuk sampai ke Male.  Representative dari Hotel sudah menunggu di pelabuhan di Male untuk menjemput kami melanjutkan perjalanan ke Hotel dengan mobil suttle.  Kesan pertama saya saat menginjakkan kaki di Kota Male adalah kotanya penuh dengan Motor hahahaha. Parkiran kendaraannya instead of penuh dengan mobil , penuh dengan motor bebek.  Kota Male memang tidak terlalu besar. Luasnya  tidak sampai 6 m2.  Jadi mungkin transportasi yang paling convinience ya menggunakan Motor. Jalan jalannya juga kecil kecil. 2 Mobil kalau papasan mepet banget kiri kanannya. Belum lagi motor motor yang parkir di pinggir jalan banyak banget.  Saya kalo nyetir disini pasti super stress deh.

Suasana kota di Male kalau menurut saya mirip mirip di Indonesia. Male punya pasar tradisional yang cukup besar di pinggir laut. Btw di sini memang kiri laut kanan laut, la panjang x lebar pulaunya gak sampai 3 x 2 km.  Di pasar tradisional paling banyak orang jualan pisang !!. Pisang digantung disana sini. Pepaya dan Kelapa juga ada. Khas dari negara tropis.   Di pinggiran pasar banyak tertambat kapal kapal yang membawa stock sayuran dan buah buahan, kemungkinan yang berasal dari pulau lain.  Khusus untuk Ikan , ada  bangunan tersendiri khusus untuk penjual ikan. Ikan yang ada tidak terlalu banyak jenisnya. Paling banyak kalau menurut saya adalah ikan Tuna dan sejenis tongkol. Super gede gede ikannya. Bisa buat makan 3 hari lah kalau buat kami.

Di Male kami memutari kota dengan berjalan kaki. Harap berhati hati kalau berjalan atau menyeberang jalan , karena banyak motor motor berseliweran disana sini.  Dan kalau lewat pertokoan di dekat pasar ,  harus sabar menunggu mobil yang sedang loading unloading barang supaya bisa lewat . Karena jalannya ya cuma segitu segitu aja di depan toko. Sementara mobil mobil box harus  menurunkan muatan untuk stok di Toko. Alhasil orang orang pada ngantri di belakang mobil buat lewat hahahaha.

Tidak jauh dari Pasar , terdapat  Friday Mosque  atau Hukuru Mistiy  – mesjid paling tua di Male yang biasanya hanya diperuntukkan bagi Laki laki. Pas kami datang kesana lagi sepi. Karena memang bukan waktu sholat. Kita ketemu sama Marbotnya , terus minta ijin mau masuk. Karena si Ayah pake celana pendek , jadi dipinjemin sarung sama Marbotnya , sekalian deh jadinya Sholat Dhuha.   Di dalam Mesjid suasanannya sejuk. Mungkin karena dinding dindingnya masih banyak didominasi oleh kayu, bukan tembok. Dan juga bersih. Si Marbot sedang bersih bersih pakai vacuum cleaner waktu kami disana. Waktu kami sholat vacuumnya dimatikan sama dia. Oh iya menurut seorang Tour Guide yang kami sempat ketemu di luar Mesjid. Di Mesjid ini sebenarnya perempuan tidak boleh sholat disini , karena Mesjidnya diperuntukkan untuk Laki laki. Biasanya perempuan cuma boleh masuk dan lihat lihat.  Wah perasaan tadi saya dibolehin sama  Pak Marbot, malah disuruh suruh dan dikasih sajadah segala. Agak aneh juga menurut saya kalau sampai ada orang yang mau sholat tapi gak boleh apalagi di Mesjid. Anyway not my place to debate,  yang pasti sih saya senang bisa sholat di Mesjid tertua di Kota Male !!