Rumah Warna Warni di Cinque Terre

Liburan Musim Gugur kali ini direncanakan agak dadakan karena suami baru confirm bisa cuti satu minggu sebelumnya. Alhasil tujuan wisata kami bergantung kepada harga tiket Ryan air yang paling murah. Dan karena yang paling murah adalah tujuan ke Milan akhirnya kami memutuskan berlibur ke Cinque terre. Dari Milan ke Cinque terre ditempuh dengan Kereta api dalam waktu lebih kurang 4 jam. Rute yang lebih dekat untuk naik kereta sebenarnya dari Florence sekitar lebih kurang 1 jam. Tetapi karena setelah dikalkulasi lebih murah kalau lewat milan  akhirnya kami mengambil rute melewati Milan.

Cinque Terre ( bersama sama dengan portovenere, 3 island(Palmaria,Tino dan Tinetto) termasuk salah satu Unesco Heritage site terletak di pesisir Italy. Cinque Terre berarti 5 daratan/desa yang terdiri dari  Riomagiore – Manarola – Coniglia- Vernazza dan Monterosso. Perjalanan antar lokasi/desa  bisa ditempuh dengan menggunakan kereta api atau kapal. Untuk naik kereta api satu kali jalan seharga 4 euro untuk dewasa dan 2 euro untuk anak anak diatas 6 tahun, anak anak dibawah 6 tahun dihitung free untuk semua tiket transportasi termasuk tiket masuk ke objek wisata. Tiket berlaku selama 75 menit. Bisa juga menggunakan Cinque terre Card seharga 16 euro untuk dewasa dan 10 euro untuk anak anak. Selain mendapat akses untuk unlimited travel dengan kereta ,Cinque terre Card juga sudah termasuk tiket masuk ke hiking track dan bus.

img_8372
Manarola yang konon merupakan desa paling romantis di Cinque terre

Untuk kapal biayanya 30 euro dewasa dan 16 euro anak anak , unlimited travel untuk cinque terre (kecuali Corniglia) sampai ke Portovenere   tapi tanpa ticket ke hiking track dan eco bus. Dengan tambahan 5 euro (hanya dewasa yang bayar , anak anak gratis)  kita bisa sekaligus ikut 45 menit boat tour ke Palmaria,Tino dan Tinetto. Tanpa melewati  Portovenere (hanya Cinque terre) biayanya 22 euro dewasa dan 12 euro anak anak. Memang lebih mahal dibandingkan kereta.   Tapi must have untuk yang punya anak kecil menurut saya, Yudis dan Abi super exciting  sementara suami mabuk laut hehe. Dengan naik kapal kita juga bisa melihat Cinque terre dari laut. Totally recommended. Awalnya saya juga berfikir untuk tidak naik kapal tapi kita memaksimalkan naik kereta karena harganya yang cuku mahal,  tapi gara gara waktu hari ke dua kami disana ada strike dan kereta tidak jalan seharian, mau tidak mau naik kapal dan tidak menyesal. Selain anak anak happy , pemandangan Cinque  terre dari tengah laut memang memberikan efek yang berbeda. Walaupun sayangnya koleksi foto foto kami dari tengah laut tidak terlalu banyak, gara gara suami mabuk laut dan saya harus memegang anak anak yang cuma mau duduk diluar dipinggiran kapal !!! Kalo nyemplung kan gawat …..

Dari satu desa ke desa lain ditempuh dalam waktu sekitar 2 – 5 menit menggunakan kereta api dan sekitar 10 – 15 menit menggunakan kapal. Perlu diketahui bahwa kereta api di itali ini sering banget telat. Sampai sampai waktu pulang ke jerman pun keretanya telat sampai 40 menit. Mana kami harus ganti kereta pula di Munchen. Suami waktu itu langsung info ke kondektur kalau kita bakal telat ikut kereta berikutnya karena transit time kami cuma 27 menit mana kami bawa anak kecil lagi. Dan si Kondektur bilang kalau dia bakal menghubungi masinis kereta berikutnya supaya bisa nungguin. Ternyata yang barengan nasibnya dengan kami lumayan banyak. Dan akhirnya ditungguin beneran sama kereta berikutnya sampai semua penumpang pada naik…. Alhamdulillah.  Sepertinya kalau harus menggunakan kereta dan melanjutkan perjalanan dengan model transportasi yang lain minimal harus punya spare waktu tunggu sekitar 1  jam-an  untuk menghindari keterlambatan…

img_8368
Monterosso al mare. kalau pas summer bisa sambil berenang dan berjemur di pantai. Di musim gugur seperti sekarang juga masih ada yang berjemur di saat suhu lumayan hangat

Selama di Cinque terre kami menginap di Monterosso, satu satunya village yang punya pantai , jalanannya tidak terlalu mendaki dan tidak bertangga-tangga. Walaupun kami sudah siap siap tidak bawa stroler dan bawa baby carrier untuk Yudis , tapi kalau harus naik turun tangga sambil gotong gotong koper kan  ya lumayan. Untuk keluarga dengan anak kecil apalagi yang membawa stroller menurut saya paling tepat memang menginap di Monterosso. Selain karena jalannya yang lumayan landai, anak anak juga bisa bermain di pantainya atau naik di karang karang di pinggir pantai. Di Monterosso kita bisa memilih penginapan dari jenis apartement, bed and breakfast , losmen , hostel , sampai hotel bintang 4. Kami menginap di penginapan semacam Bed and Breakfast di Old town di salah satu rumah bertingkat warna warni, yang ternyata tidak ada liftnya dan tangganya terjal seperti di Lisbon. Untungnya dapat di lantai satu.

Dari stasiun kereta api sampai ke old town memakan waktu sekitar 10 – 15 menit berjalan kaki. Stasiun keretanya sendiri terletak di pinggir laut. Untuk menuju old town kita harus menyusuri pantai dan melewati terowongan.

Di siang hari di ujung terowongan yang dekat tepi laut biasanya ada bapak bapak tua yang ngamen menggunakan accordion. Suaranya terdengar sampai ke ujung terowongan yang satunya lagi,  bagus pula mainnya si bapak ini :). Untuk yang tidak membawa anak anak, menurut saya yang paling romantis adalah menginap di Manarola atau Riomaggiore Sebenarnya kalau dengan anak ya bisa juga menginap di dua tempat ini cuma  lokasinya banyak jalanan naik dan tangga tangga.

img_8355
Spot foto paling rame di Riomaggiore

Untuk soal makanan, rata rata restoran di Monterosso dan di desa lain di cinque terre termasuk portovenere menyajikan masakan ala itali. Kami terus terang kesulitan menemukan makanan halal disini, apalagi restoran halal. Masakan yang menggunakan bahan dasar  seafood pun ternyata dicampur dengan white wine :(. Restoran kebab yang biasanya menjamur di bumi eropapun tidak terlihat penampakannya disini. Untung anaknya doyan makan spaghetti podomoro (yang cuma pakai tomat dan keju parmesan)  dan pizza Margherita (yang isinya cuma keju) …. Ice cream itali yang terkenal itu juga masih banyak yang berjualan walaupun sudah mulai musim gugur. Waktu di Corniglia kami sempat mencoba Ice Cream rasa Basil ( sejenis dedaunan)  yang rasanya……. kaya Sayur !!

img_8363
Anak kicik mau pilih pilih es krim , yang jelas bukan yang rasa sayuran

Untuk masalah keamanan, selama kami disana menurut saya Cinque terre termasuk aman. Memang kalau baca dari berita berita di Google , Itali pada umumnya lebih tidak aman dibandingkan negara lain di Eropa barat, dan beberapa teman diJerman agak menghindari kalau harus berlibur ke Itali. Di hari kedua kami harus naik kereta dari Riomaggiore ke Monterosso jam 9:15 PM. So far tidak ada kejadian yang mencemaskan, walaupun stasiun keretanya super sepi. Cuma ada kami , dan 4 orang penumpang lain yang naik dari stasiun ini. Sempat ada bapak bapak tua yang mendekat , tapi ternyata cuma mau minta rokok, dan waktu dibilang tidak ada pun beliau langsung pergi. Anyway dimanapun berada  tetap common sense harus jalan, berhati hati di keramaian ( dari pencopet ) dan jangan sampai anak anak ketinggalan saat naik atau turun kereta api!!!