Dan Aku jatuh cinta dengan Masjid Nabawi

Pejalanan dari Mekkah ke Madinah kami tempuh dalam waktu lebih kurang 6  jam. Kami berangkat sekitar pukul 1 dan tiba di Madinah sekitar pukul 7.  Di Madinah kami menginap di Hotel Harmony yang terletak sekitar 2 blok dari Masjid Nabawi atau sekitar 5 menit jalan kaki dari Hotel ke Masjid  Nabawi.  Pukul 10 malam setelah makan malam,  kami bersama sama berangkat ke Masjid Nabawi untuk melakukan Raudah. Grup laki laki dan perempuan dipisah. Berbeda dengan di Mesjidil Haram ,  tempat sholat laki laki dan perempuan
img_63261benar benar terpisah. Pintu masuknya pun berbeda.  Pertama kali melihat Masjid Nabawi rasanya hati langsung damai. Subhanallah , cantik sekali Masjid ini….. Ustad saya yang saat itu berada di samping saya, sampai bilang : ‘” bu Hati hati jangan sampai jatuh cinta loh bu”. waduh Ustad bagaimana ini sudah terlanjur ….

Masuk ke dalam Masjid kami diminta untuk mengantri  sebelum masuk ke lokasi raudah. Mungkin ada sekitar 1 jam kami mengantri diluar sebelum grup kami bisa masuk ke lokasi. Di dalam rata rata orang ingin  sholat di bagian depan, karena di bagian depan biasanya tidak banyak orang lalu lalang sehingga lebih khusuk sholatnya. Sehingga cukup desak desakan waktu menuju ke bagian depan dan mengantri untuk sholat disini. Satu kali saya sempat dimarahi sama orang di depan saya gara gara dia merasa kedorong. Perasaan sih saya tidak dorong, mungkin secara tidak sadar karena penuh sesak :D.  Tapi acara desak desakannya hanya pada saat di raudah. Untuk sholat fardhu di Mesjid Nabawi saya merasa cenderung lebih teratur karena tempat laki laki dan perempuan terpisah. Bahkan di tempat perempuan , tempat untuk ibu ibu yang membawa anak pun dipisahkan dengan yang tidak membawa anak. Mungkin juga perasaan ini datang karena hati sudah lebih tenang, dimana rangkaian ibadah haji yang wajib di Mekkah sudah selesai.

Di pekarangan Mesjid Nabawi terdapat payung payung yang terbuka setiap pagi dan tertutup ketika malam tiba. Di suatu subuh saya dan Mba dian sengaja menunggu payung terbuka sebelum pulang ke Hotel.  Sumpah cantikkkkkk sekali rasanya.  Pulang dari Mesjid di jalan kami melihat ada iklan  orang Jualan Bakso. Ternyata ada restoran Indonesia di dekat pintu luar Mesjid Nabawi. Waktu makan siang kami kesana ternyata isinya orang Indonesia semua, walah!!!

Hari terakhir kami di Madinah sebelum kembali ke Jerman rasanya sedih bukan kepalang…. Tak henti hentinya saya berdoa … Semoga masih diberikan kesempatan untuk segera kembali lagi  ke Tanah Suci …. Aamiiin….