Diusir – usir Petugas Keamanan saat Mabit di jalanan Mina
Salah satu wajib haji adalah Mabit ( melewati malam ) di Mina. Untuk jamaah BALCOK , panduan dari Biro adalah semua Mabit dilakukan di Tenda di Mina , tetapi untuk kami GRUP Indonesia , setelah Thowaf ifadhoh , kami tidak kembali lagi ke Tenda melainkan kembali ke Hotel dan melakukan Mabit di daerah Mina di dekat area Melempar Jumroh. Jadi kami bolak balik hotel – Mina dengan menggunakan omprengan. Ustad kamilah (ustad Haromaín) yang membantu kami untuk mencarikan omprengan selama perjalanan bolak balik hotel – mina. Kami melakukan mabit di jalan – jalan Mina bersama dengan ribuan jamaah lain. Sempat juga beberapa kali kami bertemu dengan rombongan jamaah Haji Plus Indonesia juga beberapa Mukimin setempat yang melakukan haji mandiri.
Di Hari pertama Mabit di Jalanan di Mina , kami menunggu di daerah dekat dengan Lokasi melempar Jumroh.
Disini kami bolak balik diusir sama petugas keamanan. Lagi enak enak tidur dibangunin disuruh pindah … Tidak hanya dengan petugas manual , tapi beberapa kali juga pakai mobil polisi dengan sirine yang suaranya super keras, yang pasti kalau lagi tidur kami langsung gelagapan bangunnya. Pernah juga jamaah diusirnya pakai buldozer. Tidur di jalanan disini kami cuma beralaskan sajadah dan tikar tipis. Tapi anehnya tidak terasa dingin , aspalnya terasa hangat. Mungkin karena udara di Arab sendiri juga panas sehari harinya. Saat itu saya sedang agak demam, jadi memang rasanya ingin rebahan dan tiduran terus . Beruntung ada Mbak Tari , teman satu grup yang pinter pijet. Jadi saya bisa tidur sambil dipijet pijet. Nikmat banget deh!!! Buat saya berhaji dari Jerman , walaupun dari negeri orang dan jauh dari keluarga , dan tidak banyak yang mengantar ke Airport, tapi malah menemukan keluarga dan saudara saudara baru disini….
Satu ketika kami sudah capek diusir usir sama petugas , jadi kami ngomong minta dispensasi sama petugasnya pakai bahasa Indonesia , eh masih tetep diusir usir juga ( ya iya lah ya ) , akhirnya sama Ustad dan teman teman cowo lainnya pak Petugasnya diajak foto selfie bareng. dan dia mau , malah seneng kayanya. Selesai foto dia ngacir , sambil bilang nanti kalian pindah ya , saya nanti kesini lagi buat ngecek. Habisannya dia balik tapi cuma liat liat doang sambil senyum senyum hahahahaha. Hidup Selfie !!!!
Di Malam kedua karena sudah pengalaman , kami Mabit di daerah yang agak jauh dari tempat melempar Jumroh. Disini sudah banyak juga yang buka lapak buat tidur. Dan meskipun banyak petugas tapi tidak diusir usir seperti di malam sebelumnya. Jadi lumayan disini bisa tidur agak lebih nyaman. Terus terang pengalaman 2 malam tidur di jalanan membuat saya jadi berfikir bagaimana dengan orang orang yang tidak punya rumah dan tiap malam harus tidur dijalanan ya …. Again … Nikmat Tuhan mana yang engkau dustakan ….
Di Malam yang kedua ini kami berada di jalanan sampai setelah dhuha keesokan harinya untuk melakukan lempar jumroh terakhir karena kami mengambil nafar awal. Sewaktu pulang kami agak kesulitan mencari omprengan yang bisa muat 25 orang. Akhirnya terpaksa naik omprengan yang cukup 20 orang + 5 orang diatas atap. Wanita dan bapak bapak duduk didalam , adik adik yang masih muda muda dan single + satu suami saya yang sebenarnya sudah tidak semuda adik adik kuliahan ini duduk diatas . ( sepertinya si Abang masih tidak terima kalau dibilang tua , jadi maunya gabung sama yang muda muda di atas atap, untung ga masuk angin hahahahaha). Alhamdulillah omprengan yang ini bisa mengantar kami sampai persis ke depan hotel, kami bisa langsung sarapan dan istirahat sebelum kembali melanjutkan ibadah di hari hari terakhir di Mekkah.
bersambung :
Recent Comments