The historic city of Rome

Menginjakkan kaki pertama kali di Airport Roma, berasa seperti pulang ke Jakarta. Banyak supir taksi gelap nawar nawarin tumpangan ke Kota. Waktu kita mau naik kereta kita pun ditawarin beberapa orang naik suttle dengan harga yang cukup miring. Melihat yang naik juga banyak, akhirnya kita tergoda. Naiklah kita ke salah satu suttle yang ditawarkan. Baru mau naikin koper tiba tiba yang nawarin pertama kali ngomel sama yang bantuin kita naikin barang ke salah satu suttle, marah marah pake bahasa itali, akhirnya barang kita diturunin lagi sama orang yang bantuin naikin barang. Katanya kita harus naik ke suttle yang satunya bukan suttle yang ini. Kita disuruh nunggu dulu di restoran. Hmmmmm kok kayanya agak mengerikan. Karena takut kenapa napa di jalan, kita pura pura melipir mau liat liat toko. Habis itu langsung angkat kaki pesen taksi resmi dan naik taksi resmi ke Hotel sambil celingak celinguk takut ketahuan sama orang suttlenya. Wuiiihhhh ngeri juga ternyata permainannya di sini…

Jalan jalan kita kali ini agak agak drama , selain kejadian dengan suttle  sampai hotel Ayahnya terkena demam. Kayanya kecapean kerja sebelum tutup tahun. Jadi akhirnya Saya cuma sama Abi jalan keluar di hari pertama sekalian cari makanan. Sama seperti di Barcelona, kami tidak kesulitan untuk mencari makanan di Roma. Cuma harus hati hati saja jangan sampai memesan yang ada babinya. Pilihannya adalah seafood atau vegetarian. Spaghetti pun kita pesan  yang seafood, karena pasta Bolognese disini rata rata menggunakan daging babi cincang. Harga makanan di Roma pun cukup standart ( standart eropa maksudnya) sekitar 5 – 7 euro di restoran biasa. Memang tidak bisa dibandingkan dengan harga makanan di Indonesia. Dan sebaiknya memang jangan dibanding bandingkan , nanti jadi sakit hati. Selama di Roma kami juga menghindari jalan jalan di malam hari, lebih karena banyaknya artikel yang mengatakan kalau Roma tidak “seaman”  kota kota besar lain di Eropa. Plus kejadian salah satu tamu hotel yang tasnya dijambret di stasiun kereta membuat kami jadi lebih ekstra hati hati.

Salah satu tujuan wisata terpopuler di Roma adalah Colosseum atau yang juga terkenal sebagai Amphitheatre. Colosseum juga termasuk salah satu dari new 7wonder of the world. Kalau pernah nonton film Gladiator, nah tempat buat bertarung para gladiator ini ya di Colosseum. Aslinya memang sebagus di film dan guedeeeee banget. WalauRoma_018pun Colosseum ini sudah mengalami beberapa kali restorasi , tetap tidak mengurangi kemegahannya. Di sekitaran Colosseum juga ada Roman forum dan Circus Maximus. Ketiganya merupakan bangunan sisa peninggalan jaman romawi kuno. Kalau belum pernah nonton Gladiator, mungkin pernah baca Asterix? Ini seperti melihat versi asli tempatnya Caesar di buku tersebut. Piazza Venezia juga terletak di sekitaran Colosseum. Meskipun bukan peninggalan jaman romawi kuno, tapi arsitektur bangunannya cukup menarik untuk dikunjungi. Disini kami bertemu dengan sekelompok pelajar dari Indonesia yang terkaget kaget waktu mau ke kamar mandi karena disuruh bayar 1 Euro. Hehe kami juga dulu kaget kok waktu awal awal di Eropa apalagi waktu di kurs ke rupiah. Masa mau pipis aja bayarnya 12 ribu ( sekarang 15 ribu hmmmm)  lebih bisa buat 12 kali  bolak balik kalau di Indonesia!

Fontana di Trevi (one of the most famous fountain in the world , hasil karya Nicola Salvi) juga menarik untuk dikunjungi. Abi yang paling happy jalan jalan disini karena walaupun sedang musim dingin tetap banyak  toko toko yang menjual ice cream di sekitarannya. Lumayan jadi agak tenang dikit di stroller sambil makan ice cream. Ice cream Italy atau yang sering disebut Gelato, memang sangat menggoda dengan warna warni  cerah dan creamy. Favorite Abi adalah rasa Strawberry.

Naik ke atas sedikit kita bisa mengunjungi Spanish Step. Nah disekitaran Spanish step banyak toko toko yang menjual souvenir Pinokio, si boneka ciptaan Geppetto yang kalau bohong hidungnya jadi panjang. Saya baru tau kalau ternyata Pinokio ini cerita yang ditulis di Florence ( Italia ) oleh Carlo Collodi, penulis asli Italia. Di Spanish Step juga banyak pelukis jalanan yang bisa melukis wajah. Kalau punya budget lebih bisa minta dilukis buat kenang kenangan.

Bertepatan dengan hari Natal, kami pergi ke Vatican. Karena letaknya agak jauh kami berangkat pagi pagi naik kereta Api. Seperti yang diduga disana penuh banget sama turis. Restoran restoran juga penuh banget. Mungkin sama seperti kami yang muslim kalau habis Sholat Eid  dilanjutkan dengan makan ketupat. Roma_216Selesai keliling keliling dan makan dipinggir jalan ( karena resto pada penuh akhirnya kami beli pizza margarita saja di abang abang penjual pizza pake sepeda di pinggir jalan)  kami menuju ke stasiun kereta terdekat untuk pulang ke hotel. Daaaaan ternyata keretanya off  dari jam 12 siang selama hari Natal huaaaa. Cari taksi antriannya panjang dan ga jelas mana yang taksi “bener”. Mau naik bis juga ga jelas mana yang sampe hotel. Akhirnya kami memutuskan untuk JALAN KAKI dari Vatican sampe ke Hotel selama hampir 1.5 jam huhuhuhuhu. Kaki langsung gempor begitu sampai di Hotel karena jalannya juga jalan kilat takut kemaleman. Lesson learn-nya , kalau jalan jalan di Hari libur national , jangan lupa dicek jadwal transportasi umum di halte terdekat. Karena di internet suka tidak update!!!