It was a Windy day at Nyhavn

Jalan jalan ke Copenhagen belum sah kalau belum ke Nyhavn. Tempat ini letaknya di pinggiran kanal  dan memiliki ciri khas dengan rumah rumahnya yang   berwarna warni. Sebenarnya rumah warna warni tidak hanya ada disini , tetapi buat saya , di kota ini saya pertama kali melihat deretan rumah yang berwarna warni.

Dari hotel ke Nyhavn kami tempuh dengan naik Metro. Yang ternyata tidak ada supirnya!! Abi langsung duduk paling depan , berasa seperti naik roller coaster , mana cepet banget lagi jalannya. Transportasi di Copenhagen memang sangat modern , harga tiketnya pun termasuk mahal dibandingkan negara eropa lainnya. Tiket per trip  untuk dewasa harganya 36 Krone atau sekitar 72 ribu rupiah.  Pilihan tiket lain adalah tiket 24 jam seharga 80 Krone atau sekitar 160 ribu , bisa dipakai untuk dalam kota copenhagen selama 24 jam dari pertama kali pemakaian. sama seperti di kota lain di eropa , kalau ketahuan tidak punya tiket dendanya lumayan besar . Disini pinaltynya 750 Krone atau sekitar 1.5 juta rupiah.

Sampai di Nyhavn saya menemukan ternyata deretan rumah berwarna warni disini  merupakan restoran restoran dan toko toko kecil. Super cute !! Pemberhentian pertama kami adalah toko waffle dan crepes. Yudis langsung duduk mDSC_0635anis menunggu wafflenya dibuat dengan toping es krim ( tetep walaupun lagi dingin begini es krim ga boleh ketinggalan).  Setelah puas makan waffle , kami memutuskan untuk naik boat hop on hop off.  Ada 2 provider , yang satu yang bekerja sama dengan bus hop on hop off ( harganya lebih mahal   dan anak anak harus bayar full ) , dan yang satu lagi yang tidak harganya lebih murah dan anak anak cuma bayar separo. Tentu saja kami memilih yang murah , secara durasi dan rutenya sama, walaupun memang boatnya tidak sebagus yang satunya.  Pas kami naik ke atas boat pas hujan turun , untung boat nya tertutup jadi tidak kehujanan.

Jembatan jembatan di Copenhagen ternyata banyak yang pendek pendek dan tidak cukup dilewati oleh boat, beberapa kali jembatannya harus dinaikkan dan sebagian lagi juga mepet antara atap boat dan bagian bawah jembatan. Serasa kaya mau nabrak jembatan …  Salah satu “monument”yang kami lihat saat tour berlangsung adalah little mermaid , yang merupakan icon Kota Copenhagen. Saya agak surprise waktu melihat bentuk aslinya , ternyata patungnya tidak semegah yang dibayangkan. Saya terus terang jadi kagum sama kepintaran “dinas pariwisata”nya  Denmark  mempromosikan “patung yang menurut saya biasa biasa saja”  ini sehingga banyak orang tertarik buat datang dan melihat. Satu lagi yang juga ternyata merupakan icon orang Denmark adalah raksasa sea cargo Mersk Sea Line. Sampai sampai Head office nya  menjadi salah satu rute di hop on hop off boat tour. Kalau di Indonesia menurut saya ni yang harus dijadikan icon adalah Indomie ( bukan apa apa , dimana mana saya kalau ketemu orang Indonesia kayanya ga ada yang bisa lepas dari Indomie, ke toko asia juga carinya Indomie hihi)

Setelah lebih kurang 90 menit , boat tour kami selesai dan kami turun di Nyhavn untuk mencoba makan siang di salah satu restoran warna warni yang ada disini.   Saya pikir karena disini pusatnya ikan , harga masakan dengan bahan dasar ikan akan lebih murah dibandingkan di kota lain , ternyata tidak. Mungkin yang murah kalau beli ikan mentah  terus dimasak sendiri. Disini kami mencoba makan ikan hering asap yang ternyata cukup enak. Sayangnya Abi dan Yudis tidak terlalu suka , akhirnya mereka cuma makan kentang goreng dan ayam bakar.

Selesai makan kami jalan jalan di sekitar Nyhavn ke arah Amalienboug Palace. Amalienboug Palace adalah tempat tinggal keluarga kerajaan Denmark. Tempatnya dijaga ketat oleh tentara bertopi tinggi dan berseragam  seperti di London. Itu dada sepertinya terbuat dari besi bisa tidak kedinginan berdiri selama berjam jam di luar. Yudis saja kedinginan minta ampun sampai ga mau duduk di stroller. Angin disini cukup kencang  , jadinya udara terasa lebih dingin. Saya sebenarnya berharap disini pas lagi turun salju , tapi ternyata masih belum rejeki , dingin dan anginnnya dapat tapi sayang saljunya tidak. Semoga lain kali masih ada kesempatan berkunjung ke Copenhagen di musim yang lain.