Amman, The City of 18 Hills

Stop terakhir kami di Jordan adalah di Amman , sebelum kami pulang kembali ke Jerman. Sengaja disini saya memilih hotel yang dekat dengan Citadel dan roman theater supaya bisa jalan kaki kalau mau kesana dan tidak repot naik taksi atau kendaraan umum. Setelah check in dan berberes di Hotel , iseng iseng kami naik ke roof top hotel. Ternyata dari roof top nya kami bisa melihat Roman Theater !! Menurut saya  Roman theaternya masih kalah megah dengan yang di Petra atau di Acropolis. Tapi karena di combine dengan rumah rumah di bukit bukit disampingnya dan di foto dari atas , jadi terlihat lebih unik.

IMG_20160516_175814
Roman Theater from Hotel roof top

Tujuan utama saya ke amman adalah mengunjungi Citadel yang didalamnya terdapat Temple of Hercules. Tepatnya reruntuhan Temple of Hercules. Cita citanya mau lihat sunset dari Citadel. Gara gara lihat foto orang yang foto disana waktu matahari tenggelam kayanya baguss banget.

IMG_20160516_182819
Sunset in the Temple of Hercules – Amman Citadel

Nah sayangnya karena kebanyakan berhenti waktu perjalanan dari Wadi rum ke Amman , kami sampai di Amman sudah lumayan sore sekitar jam setengah 5 an . Setelah check ini , beres beres dan sebagainya baru keluar dari hotel deket deket jam 6 sore. Awalnya agak pesimis tidak bisa masuk ke Citadel,  karena biasanya tutupnya jam 6 sore . Ayahnya juga sudah bilang , kayanya sudah tutup. Eh tapi dasar Rejeki , karena sudah di akhir akhir musim semi dan matahari belum tenggelam , kami masih diijinkan  masuk ke Citadel. Orang terakhir yang masuk ke Citadel sepertinya , Alhamdulillah … rejeki memang ga kemana mana. Bisa juga akhirnya lihat Sunset dari Citadel

Selain  ada templenya , disini juga ada monument tangannya Hercules. Kalau baca ceIMG_20160516_183102rita sejarah , si Hercules ini memang sangat kuat karena dia adalah anaknya Zeus si Raja para Dewa. Monument tangannya juga dibuat cukup besar, mungkin untuk melambangkan keperkasaan si Hercules.

Dari Citadel kami bergerak menuju Blue Mosque atau Mesjid King Abdullah.  Mesjid ini disebut sebagai Blue Mosque karena domenya yang berwarna biru.

IMG_20160516_192558Ternyata masuk ke Mesjid ini tidak bisa sembarangan. Begitu mau masuk langsung di cegat satpam , ditanyain Muslim apa ga. Kalau ga muslim ga boleh masuk. Lah pak Satpam, disini udah krukupan pake hijab kok masih ditanyain muslim apa ga Kayanya ini gara gara si Ayah pake celana pendek deh jadi di ragukan muslim apa ga. Disini tempat sholat pria dan wanita dipisah. Tempatnya wanita lebih kecil dibandingkan pria dan lebih tidak bagus ( ceritanya ga terima , kenapa harus ga sama coba?? )  Saya sempat ngintip yang bagian pria ,sebelum diusir sama satpamnya , sambil kayanya ngomong ” ini bukan tempat cewek , tempat cewek disana noh ” hihi. Galak amat sih pak satpam, masa liat doang ga boleh sih pak. Saya jadi ingat waktu sholat di restoran di perjalanan dari Wadi Rum ke  Amman. Selesai sholat di liatin sama di complen sama orang. Kata Ayahnya gara gara saya Sholat di tempat cowok. Lah orang tempat nya cuma satu itu begimana , masa di suruh sholat di kamar mandi, diskriminasi amat siih 🙁 .  Ya sudahlah mungkin memang budayanya begitu, dihormati saja dan dianggap tambahan pengalaman selama perjalanan kami!!