Iran with Kids , Yes or No ?

2 bulan sebelum liburan musim dingin akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke IRAN. Iran? Yak betul sekali,  IRAN. Negara yang ada di bucket list suami  sejak 2 tahun yang lalu. Negara yang dalam pikiran saya adalah negara yang sedang perang gak selesai selesai (walaupun ternyata aktualnya aman aman saja). Awalnya kami sempat ragu juga, apalagi pas dekat dekat mau berangkat. Mana pas lagi ada beberapa gejolak di negara negara tetangga Iran. Untungnya kami beli tiket promo yang sudah pasti tanpa cancellation. Jadi mau gak mau harus pergi atau duit tiket hilang (mamak mamak gak mau rugi).

Karena penerbangan langsung tidak tersedia pada tanggal keberangkatan kami, jadi kami perlu transit di Istanbul dalam perjalanan ke Teheran. Menurut jadwal seharusnya kami transit selama 2 jam, namun karena cuaca buruk, penerbangan pun tertunda. Alih-alih 2 jam kami hanya menunggu 15 menit di Istanbul sebelum menuju ke Teheran. Total perjalanan kami dari Cologne ke Teheran (tanpa transit ) ditempuh selama 6 jam , 3 jam Cologne – Istanbul , dan 3 jam Istanbul – Tehran. Kami sampai di Teheran jam 4:30 pagi waktu setempat. Turun dari Pesawat kami langsung cepat cepat menuju ke arah Visa On Arrival(VOA) counter. Kekhawatiran akan antrian panjang saat mengurus VOA ternyata tidak terjadi.  Kami cuma butuh 10 menit untuk mendapatkan VOA. Untuk WNI biaya VOA sebesar 45 EUR per orang,anak anak juga bayar penuh 🙁 untuk VOA juga wajib untuk memiliki travel insurance. Karena kami sudah beli local sebelum berangkat ke IRan , jadi kami cuma perlu menunjukkan surat keterangan dari Insurance saja. Untuk yang belum punya maka wajib membeli di counter yang sudah tersedia seharga 17 EUR per orang. Setelah beres VOA kami pun menuju ke petugas imigrasi. Check imigrasi juga ternyata tanpa antrian. Selesai imigrasi dan ambil bagasi kami langsung menuju area penjemputan untuk menemui supir mobil yang kami sewa. Alhamdulillah si Supir sudah menunggu di area penjemputan. Saya agak agak deg deg an juga si Supir gak datang, mengingat saya memilih supir ini cuma berdasarkan review dari FB group. Plus harganya juga yang paling murah pula dari tawaran tawaran yang masuk :-P. Saya memesan mobil untuk menjemput karena dari Bandara Tehran kami akan langsung menuju Isfahan via Abyaneh. Dengan rute ini transportasi yang paling efisien (dan nyaman) adalah menggunakan mobil pribadi, apalagi mengingat pesawat kami tiba di pagi buta di Tehran.

1.Which city to pick in Iran 

Tantangan terbesar saya di Iran adalah memastikan bagaimana agar anak-anak  menikmati liburan mereka. Jarang sekali artikel tentang liburan  bersama keluarga di Iran, rata rata artikel adalah tentang backpacking atau solo travelling yang sebagian besar tidak sesuai dengan keadaan kami yang membawa 2 anak kecil. Akhirnya setelah capek membaca review sana sini,  saya memilih 4 kota sebagai tujuan wisata utama kami di Iran (Tehran , Isfahan , Yazd dan Shiraz ) serta beberapa kota kecil in between. Rute perjalanan kami adalah : Tehran – Abyaneh – Isfahan– Varzaneh – Meybod – Yazd – Persepolis – Shiraz Tehran

@varzaneh desert on our way from Isfahan to Yazd

2. Where we stay 

Rata rata hotel di Iran tidak masuk di online  hotel booking site. Kita harus secara manual kirim email ke hotel yang dituju  dan booking secara manual juga. Pembayaran pun juga harus secara cash, tidak bisa dengan credit card.  Hotel hotel di IRan memasang tarif dalam USD , beberapa mematok dalam EUR. Tarif hotel menurut saya cukup standard. Harga family room di BnB or budget hotel sekitar 55 – 100 USD tergantung musim dan kepintaran menawar! yap , hotelnya bisa ditawar ternyata. Di Shiraz kami menginap di Traditional BnB dan dapat diskon 10 USD permalam setelah menawar di tempat. Tau gitu dari awal saya nawar deh  🙄   Karena gak bisa booking online , akhirnya saya mencari hotel dari review tourist di  trip advisor. Dari situ saya kontak langsung ke Hotel dan booking secara manual. Rata rata hotel dengan rating tinggi di Trip Advisor mereply email saya dalam 1 – 2 hari. Konfirmasi booking juga cepat dikirim oleh mereka. Model hotel di Tehran mirip mirip di Indonesia , kamar double boleh dipakai buat satu keluarga bersama anak anak. Family room juga rata rata tempat tidurnya untuk bertiga instead of berempat. Kamar yang paling ekonomis ya waktu kami menginap di Yazd ( yang paling murah juga sih ), sampai buat sholat saja butuh nutup koper supaya cukup  :-). Buat anak anak , yang paling nyaman adalah hotel di Tehran , karena makan paginya super generous dan ada muffin cake!!

Traditional Hotel aka BnB di Shiraz

 

3. Transportasi:

  • Antar kota

Dari satu kota ke kota lain membutuhkan waktu sekitar 4 – 5 jam. Pilihan kami adalah Bus , taxi atau Kereta api

Bus:

Pro:   murah ,  harganya sekitar 8 Euro per orang untuk VIP Bus. Nyaman, tempat duduk bisa reclining, dapat snack, ada screen di tiap tempat duduk untuk film ( dalam bahasa iran) dan games.

Kontra: gak ada toilet sehingga harus minta ke supir untuk berhenti kalau mau ke toilet. Agak bosan buat anak anak karena waktu tempuh yang cukup lama

Private transfer ( Taxi) :

Pro :Lebih fleksibel, bisa berhenti kapan saja termasuk di beberapa kota kecil in between.                Kontra : Mahal ,minimal di 50 Euro untuk direct transfer between city.

Kereta :

Pro: lebih nyaman dari bis terutama untuk overnight trip. Harga lebih murah dari Taxi tapi lebih mahal dari Bis.                                                                                                                                                                     Kontra : beberapa stasiun kereta terletak diluar kota contohnya di Shiraz.

Karena masalah efisiensi dan efektivitas di beberapa perjalanan kami menggunakan taxi, sehingga kami bisa berhenti di beberapa kota kecil yang searah dengan kota tujuan.  Seperti misalnya dari Isfahan ke Yaz , kami menggunakan taxi sehingga bisa stop di Varzaneh ( Gurun pasir) dan Meybod ( castle dan pigeon tower).  Pak supir sebenarnya menawarkan untuk berhenti juga di Kharanag dan chaq chaq , tapi karena sudah keburu mau gelap jadi akhirnya kami skip. Buat anak anak yang paling berkesan adalah perjalanan dengan kereta dari Shiraz ke Tehran. Kami memilih kereta dengan “sleeping compartment”, 1 compartment terdiri dari 4 kursi yang bisa diconvert menjadi tempat tidur. Pas buat kami berempat jadi gak perlu sharing dengan orang lain. Harga tiket per orang dewasa 889 K Rial , dan buat anak anak cuma bayar setengahnya. Compartmentnya bagus , dapat snack dan sarapan pagi, ada wifi , plugging charge dan screen tv ( cuma sayang filmnya dalam bahasa iran semua). Untuk makan malam harus beli sendiri , harganya 135 K Rial per porsi , untuk nasi + ayam.  Tapi porsinya ternyata tidak terlalu besar. Kami cuma pesen 2 porsi ternyata kurang , jadi akhirnya tambah makan mi gelas deh  😆

full of snack with water and tea / coffee. dapat selimut dan sprei juga

4. Makanan

Kami cukup cocok dengan tipe makanan di Iran. Rata rata makanan bisa dimakan dengan Nasi. Untuk lauknya rata rata sebangsa daging dagingan. Ikan atau seafood agak jarang dan harganya lebih mahal. Harga satu porsi makanan di mid – range restaurant sekitar 5-6 euro , dan bisa buat dimakan berdua. Rata rata kami memesan 2 porsi makanan untuk dimakan sekeluarga. Kalau pesan 3 biasanya berlebih dan dibawa pulang kelebihannya ( di Iran biasa untuk membawa pulang sisa makanan,  tiap restaurant sudah menyediakan stereoform box , tinggal minta). Anak anak juga cukup gampang untuk makan. Beberapa kali kami makan fast food seperti Hot dog , yang ternyata super gede (harganya 3 Euro ). Pas awal awal kami agak “tertipu” dengan gambar nya yang seperti gambar Hot dog biasa  ,ternyata pas datang porsinya super gede. Pesen chicken wings juga ternyata datang barengan sama french fries .. halah tau gitu kan gak usah pesen french fries terpisah yak.  Kalau saya paling suka dengan kubideh , daging kambing cincang yang dibakar , rasanya enak gurih dan dimakan sama nasi.  Buat si Ayah  yang doyan kambing, bolak balik ya makan kambing lagi kambing lagi. dari leher , iga , dll sampai saya jadi enek juga liatnya. Yang jelas pulang dari Iran  langsung sibuk jogging buat membakar lemak  😆 .

Hot dog super gede , tapi habis aja sama si A
Paling kanan pesanannya si Ayah , kambing , saya pesen kubideh buat berdua sama Y dan si A pesen ayam. Makanan segini habis semua sama kami gara gara siangnya gak sempet makan karena ke Gurun pasir

5. Cash 

Hal yang paling penting untuk diingat pada saat traveling ke Iran adalah untuk membawa uang cash, karena kita tidak bisa menggunakan credit card atau debit card di Iran. Saya cukup repot juga kemana mana bawa duit cash. Deg deg an tepatnya karena gak biasa. Currency di Iran juga cukup rendah , lebih rendah dibandingkan di Indonesia. Sehingga bawa uangnya juga jadi tebel … 1Eur setara dengan 50 K Rial pada saat kami kesana. lumayan juga kalau tukar uang 50 euro dan dikasi pecahan 50 K , langsung tebel itu dompet.

6. Local People

In general orang Iran ramah ramah dengan turis. Mereka suka ngajak ngobrol turis. Mungkin sekalian juga memperlancar bahasa inggris. Yang paling sering diajak ngobrol ya Ayahnya, juga sering diajak Selfie. Saya sekalinya diajak selfie ya pas waktu di Gurun Varzaneh , diajak selfi sama ibu ibu yang sibuk menyemangati waktu saya naik ke atas puncak sand dunes  :-P. Yang agak sebel mungkin si Y, karena suka pada gemes nyubitin pipinya. Saya juga ikut sebel sih kalo anaknya di towel towel. Agak agak bulying sih itu menurut saya. Walaupun mungkin maksudnya gak gitu. Tapi dasar dia agak jutek ( kaya emaknya) jadi kalo mau ditowel atau dipeluk dia suka menghindar  😆 Hari terakhir kami di Tehran, pas lagi beli makan di stall kecil di pusat pertokoan, kami diajak ngobrol sama orang Tehran yang pernah tinggal di Vancouver. Pas mau pulang eh dibawain paket ayam 2 bungkus sama doi,buat dicoba kayanya. Baik banget ya. Two thumb up for the hospitality  😉 

Kesimpulan saya setelah kami pulang dari berlibur ke Iran. Aman aman saja membawa anak anak liburan ke Iran. Gak ada kejadian macam macam apalagi perang di tengah kota. Anak anak juga enjoy the holiday. Playground banyak di tengah tengah kota. Kalau anak anak mulai bosan liat bangunan bersejarah bisa melipir main perosotan dan makan ice cream!!