Sunday Market di Marsaxlokk Malta

Di musim gugur 2017  kami memutuskan untuk pergi ke Malta. Salah satu negara terkecil di dunia dengan luas 316 km2. Negara Malta terdiri dari 3 pulau : Malta , Gozo dan Comino dengan Ibukota di Valleta. Karena lokasinya yang berada di sebelah selatan Eropa, suhu di Malta masih lumayan hangat di bulan Oktober. Pas sama kami yang memang mau cari anget, maklum di Jerman sudah lumayan turun suhunya :-). Pas pula tiket budget airlinesnya dapat lumayan murah, Alhamdulillah.. Dari Jerman kami berangkat di sore hari dengan lama perjalanan sekitar 3 jam dan tiba di malam hari di Malta.

Rental Car 

Rencana awal kami untuk menggunakan public transportation selama di Malta, akhirnya beralih ke rental mobil. Mengingat trayek yang akan ditempuh lumayan jauh dan jadwal bus yang konon tidak se on time di Jerman.

Mobil sewaan cukup beragam pilihannya dari yang local sampai yang international. Kami memilih local car rental berdasarkan review yang saya dapat dari beberapa travel blog. Mobil yang kami pinjam langsung diantar ke Airport oleh pemiliknya sesuai dengan waktu kedatangan kami. Nantinya setelah selesai juga harus kami kembalikan di parkiran rental mobil di Airport. Harga sewa mobil beragam dari 15 – 25 Euro per hari tergantung season juga dadakan atau tidaknya. Untuk parkiran , rata rata parkir bisa di pinggir jalan, di blok warna putih dan tidak bayar. Yang repot cari spot kosong buat tempat parkirnya  😥  Kami tinggal di daerah Sliema, yang cukup ramai dengan restaurant dan Hotel juga pertokoan, jadi kalau cari parkir muter muternya lumayan pegel … Selain sewa mobil sebenarnya juga ada alternative transport dari Bandara  dengan taxi atau dengan Bus. Harga taxi(diorder inadvance) sekitar 20 Euro bisa buat berempat, sedangkan tiket Bus harganya 1.5 Euro (siang , winter) atau 3 Euro (malam)  per orang.

Sunday Market Marsaxlokk 

Hari pertama , karena pas jatuh di hari minggu ,  tujuan kami langsung ke Sunday Market di Marsaxlokk.  Marsaxlokk ini daerah yang terletak di sebelah selatan pulau Malta. Lumayan jauh dari Sliema. Kalau naik bis bisa sekitar 1 jam an, dan konon kalau hari Minggu penuh sesak dan jadwal gak menentu. Ini juga salah satu alasan kami menyewa Mobil. Marsaxlokk memang terkenal dengan Pasar tiban di hari Minggu, dimana para pelaut turun ke darat dan membawa dagangan hasil laut yang segar segar yang kemudian dijual di lapak lapak di pasar di pinggiran teluk. Pasar disini tidak hanya menjual ikan, tapi juga kerajinan khas Malta seperti taplak bordiran, baju baju, souvenir sampai alat elektronik juga ada. Hanya khusus di Hari Minggu, pedagang Ikan tumpah ruah menjual hasil laut yang segar.  Yang paling asik disini memang liat liat ikannya soalnya gede gede banget. Cumi cumi dan guritanya juga menggoda iman buat di goreng haha.

Btw pasar disini sejenis pasar becek di Indonesia ( dan beneran becek pas di deretan yang jual ikan plus rame orang pada desak desakan) jadi anak anak ( terutama si A) gak betah lama lama minta keluar. Akhirnya si Ayah yang meneruskan perjalanan sampai ke ujung, sementara saya dan anak anak melipir ke mobil ice cream. Niat awal mau minta ice cream karena melihat ada slushy , akhirnya pada minta slushy.  Ya gak papa lah mumpung agak anget ya nak.

Di pasar ini si Ayah akhirnya dapat adaptor setengah harga dari di toko dekat hotel. Karena ternyata di Malta soket listriknya yang kaki tiga, seperti di Inggris. Saya juga sempat beli tempelan kulkas disini, mumpung ada dan harganya juga gak begitu mahal. sekitar 1 – 1,5 Euro ( biasanya sekitar 3 Euro an).

Puas liat liat pasar ikan ( buat si Ayah) dan minum Slushy ( buat anak anak) kami jalan jalan lagi di seberang pasar. Disini banyak berderet restaurant restaurant yang menjual makanan dari hasil laut. Harganya cukup “standard” untuk ukuran daerah turis di Eropa, sekitar 8 – 12 Euro per porsi, dengan porsi yang cukup besar. Kami makan siang di salah satu Restaurant di pinggir jalan. Saya pesan Lampuki (sering disebut dolphin fish oleh orang setempat), saya pikir ini ikan termasuk dalam kelompok lumba lumba, lah ternyata ikan Dorade yang sering saya masak dirumah  :cry:. Tau gitu mending pesen Gurita kaya si Ayah deh. Tapi enaklah rasanya kan gak perlu masak sendiri hihi. Sebagai tambahan, banyak restoran di Eropa yang walaupun hanya menjual hasil laut ( yang berarti halal buat kami ) tapi memasaknya menggunakan Alkohol ( gak halal  😥 ), jadi sebelum memesan, pastikan bahwa mereka memang memasaknya gak pakai Alkohol. Kalau mereka menolak mending cari restoran lain deh(buat kami ya), soalnya beberapa chef suka ada yang gak mau kalau diminta memasak gak sesuai dengan caranya mereka. Konon rasanya jadi beda katanya.

Nah Si A yang lagi males makan ikan ikan an melihat ada spaghetti, akhirnya pesan spaghetti. Ternyata datangnya segede gaban. Porsi 3 orang (Indonesia) kayanya, yang akhirnya bersisa dan kami bawa pulang buat makan malam. Eh pas mau beranjak dari Restoran karena kepanasan dan kurang minum, si Y mimisan!! pas pula tissue pada habis dan ayahnya sama si A lagi di toilet hiks, akhirnya dikasi tissue sama tante yang duduk di sebelah. Drama di siang hari bener deh…

Selain pasar ikan dan restaurannya, di marsaxlokk, rata rata turis mengejar pemandangan perahu warna warni  khas Malta yang sedang bersandar. Emang cakep sih, saya juga suka ngeliatnya. Cuma kalau untuk foto sepertinya lebih bagus kalau pas sedang tidak Sunday Market. Soalnya “crowded”banget susah ngambil gambar yang bagus.

Sebelum berangkat ke Malta saya sempat sih kepikiran mau datang pas gak usah hari minggu, cuma kata si Ayah lah ngapain kesana gak pas hari Minggu, kan mau liat pasarnya. hehe dasar emang lebih doyan jalan di Pasar sih dia. Kalau lagi pulang ke Indonesia juga yang paling seneng ngikut Ibu ke pasar ya si Ayah. Kalau saya sih mending ke supermarket yang dingin  🙂  😛